• Latest Stories

      What is new?

    • Comments

      What They says?

Pelatih atau Fasilitator ?

Pelatihan yang dilaksanakan oleh suatu lembaga diklat pada umumnya diikuti oleh peserta orang dewasa. Sesuai dengan ciri orang dewasa yang mandiri, bertanggung jawab terhadap orientasi hidupnya sendiri dan ingin belajar untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi saat ini, maka dalam pelatihan perlu diterapkan pendekatan belajar orang dewasa (andragogi), yang lebih memusatkan perhatian pada peserta pelatihan (learner-centered). 


Pendekatan andragogi ini berbeda dengan pendekatan pedagogi yang diterapkan pada pendidikan di sekolah atau perguruan tinggi yang sangat mementingkan isi atau materi pelatihan (content-centered). Jika dikaitkan dengan hakekat fasilitasi dan peran fasilitator seperti diuraikan di atas nyatalah bahwa peran fasilitator sangat penting dalam suatu pelatihan.

Mengacu kepada uraian tentang peran fasilitator dan hal-hal yang dilakukan fasilitator, kita dapat menyimpulkan bahwa seorang fasilitator tidak pernah memberikan informasi atau memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang menyangkut isi materi kepada kelompok peserta. Ini berbeda dengan seorang narasumber yang selalu memberikan informasi dan menjawab pertanyaan yang menyangkut isi materi pembelajaran. 


Dengan demikian apabila latar belakang pendidikan seorang fasilitator berbeda dengan isi materi yang dibahas sebenarnya tidak ada masalah asal dia menguasai teknik fasilitasi yang efektif. Apabila kelompok peserta memerlukan orang yang ahli untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan isi materi pertemuan/pembelajaran, fasilitator dan kelompok itu bisa mengundang seorang atau beberapa narasumber yang ahli di bidang materi yang dibahas.

Apakah seorang pelatih adalah seorang fasilitator? Seorang pelatih atau Widyaiswara tidak hanya bertanggung jawab terhadap proses tetapi juga isi materi pembelajaran. Dengan demikian pelatih memiliki dua peran sekaligus yaitu sebagai fasilitator dan sebagai narasumber. 


Peran sebagai seorang ”fasilitator murni” seperti yang dilakukan dalam kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat nampaknya tidak akan dapat dilakukan seorang pelatih di ruang kelas pelatihan karena dia juga bertugas sebagai narasumber. Namun kadar perannya sebagai narasumber bisa bertambah dan berkurang tergantung kepada materi yang dilatihkan dan banyak sedikitnya pengalaman peserta yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk belajar.

Semakin banyak pengalaman peserta yang terkait dengan isi materi yang dibahas, semakin besar peluang seorang pelatih untuk lebih berperan sebagai fasilitator dan mengurangi perannya sebagai narasumber. Dia dapat menghemat informasi yang dimiliki dan memberikan kesempatan kepada semua peserta untuk menggali, pengalaman dan pendapat, saling bertukar informasi, dan bekerjasama memanfaatkan informasi dari pengalaman mereka sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran.


Penutup

Walaupun metode pembelajaran yang dipilih oleh seorang pelatih atau Widyaiswara suatu pelatihan sudah partisipatif, masih sering terjadi peranannya sebagai narasumber lebih dominan daripada peranan sebagai fasilitator. Memang sulit untuk mengubah kebiasaan dari seorang narasumber atau seorang ahli menjadi seorang fasilitator.
 

Namun perlu disadari bahwa efektivitas pembelajaran bukan hanya ditentukan oleh penguasaan terhadap isi materi tetapi juga kemampuan pelatih dalam memfasilitasi proses pembelajaran. Fasilitasi sebenarnya merupakan kombinasi ilmu yang dapat dipelajari dan seni yang memerlukan kreativitas orang yang melakukannya. 

Dengan demikian seorang pelatih yang ingin meningkatkan kemampuannya sebagai fasilitator, perlu mempelajari teknik fasilitasi dan terus menerus melatih diri menerapkannya di dalam sesi pelatihan, seraya mengembangkan karakter pribadi dan kreativitasnya. 

Kembali ke...

Fasilitator dan Peranannya


Sumber: http://www.deptan.go.id

About FASDEM

Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.

Penyakit Pertemuan Sering Dialami:

SETIAP ORANG BERBAKAT, ORIGINAL & PUNYA SESUATU YANG PENTING UNTUK DISAMPAIKAN...


Top