• Latest Stories

      What is new?

    • Comments

      What They says?

    Pelatihan yang dilaksanakan oleh suatu lembaga diklat pada umumnya diikuti oleh peserta orang dewasa. Sesuai dengan ciri orang dewasa yang mandiri, bertanggung jawab terhadap orientasi hidupnya sendiri dan ingin belajar untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi saat ini, maka dalam pelatihan perlu diterapkan pendekatan belajar orang dewasa (andragogi), yang lebih memusatkan perhatian pada peserta pelatihan (learner-centered). 

    Fasilitator adalah seseorang yang melakukan fasilitasi, yakni membantu mengelola suatu proses pertukaran informasi dalam suatu kelompok. Kalau peranan seorang ahli (expert) adalah menawarkan saran, khususnya tentang isi/materi suatu diskusi, maka peranan fasilitator adalah untuk membantu ”bagaimana diskusi berlangsung”. Secara singkat, tanggung jawab fasilitator adalah untuk lebih mengarahkan perhatian pada kelangsungan ”perjalanan” daripada terhadap ”tempat tujuan” (Bacal, 2007).

    Yang dimaksud dengan alur proses di sini adalah, prosedur yang mesti dipenuhi seorang perencana pelatihan dalam menyelenggarakan suatu pelatihan. Adapun alur proses tersebut secara sistematis adalah:

    Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa pelatihan merupakan persoalan yang rumit dan untuk menjadi seorang pelatih tentunya harus memiliki kompetensi khusus, baik kemampuan konseptual (kognisi), kemampuan teknis (psikomotor) yang tak kalah pentingnya kemampuan moral (afektif). Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas kemampuan yang mesti dimiliki oleh seorang trainer.

    Pengertian

    Orientasi yang dimaksudkan disini adalah suatu proses pemberian pemahaman kepada peserta, tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan latihan yang sedang diadakan. Pada hakikatnya orientasi yang dilakukan pada saat pelatihan adalah berusaha menjawab tiga pertanyaan penting, yaitu :

    Wawancara apresiatif adalah inti dari proses AI. Ini membentuk dasar dari fase Discovery dan memberikan dorongan untuk sisa penelusuran. Meskipun masing-masing memiliki cara sendiri yang disesuaikan, berdasarkan pilihan topik afirmatif yang telah dibuat, ada struktur dasar yang telah ditemukan sangat efektif dalam berbagai macam situasi organisasi.

    Minggu sore, 18 September 2011 lalu, berulang kali Ni Made Dwi alias Asti (12) memperhatikan layar telepon genggam di tangannya. Ia tak sedang membaca SMS atau melihat buku telepon, tapi ia memperhatikan jam. Asti,Yoga, Made Ari, Galih, Sintia, Billy, Made Dyanta, dan Andre sedang menanti seseorang di bale belajar Yayasan Manikaya Kauci (YMK). Orang yang ditunggu tak lain ialah Fasilitator Bobby (Fas Bob), pengasuh sanggar belajar Manikaya Sunday Kids (MSK).



    6. Metode Eksperimental
    Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

    Siklus 4-D tidak satu-satunya cara berpikir tentang proses Appreciative Inquiry. Beberapa penulis telah menawarkan cara lain untuk melihat proses, model 4-I.

    Initiate (Memulai)
    Pada fase ini prinsip-prinsip AI diperkenalkan; tim
    kerja dibentuk, fokus pekerjaan secara keseluruhan ditentukan; rincian pekerjaan awal diputuskan.

    Hal ini membantu untuk memikirkan sebuah Appreciative Inquiry sebagai empat tahap yang berbeda meskipun dalam praktiknya mereka sering bergabung menjadi satu sama lain. Setiap fase awal diberikan nama dengan 'D' dan model ini biasanya dikenal sebagai model 4-D:


    David Cooperrider
    Appreciative Inquiry (AI) dikembangkan oleh David Cooperrider pada 1980-an. Ketika dia meraih gelar PhD, ia mewawancarai dokter terkemuka di Klinik Cleveland tentang keberhasilan terbesar mereka dan kegagalan. Dia tertarik pada cerita-cerita keberhasilan dan difokuskan secara eksklusif pada mereka. Saat ia melaporkan mereka kembali ke klinik mereka memiliki dampak besar-begitu banyak sehingga dewan Klinik meminta agar pendekatan yang sama digunakan pada 8000-pribadi yang utuh dalam organisasi.

    Beberapa penulis telah melihat lima prinsip yang mendasari pendekatan Appreciative Inquiry. Mereka menunjukkan apa yang khas tentang Appreciative Inquiry dan menunjukkan tempat kekuatannya berasal dari.

    1. Prinsip Konstruksionis
    Terkadang banyak hal yang mempengaruhi kita memiliki masa depan gemilang? Beberapa berpendapat bahwa masa depan sangat ditentukan oleh kekuatan di luar kendali kami, yang lain menyatakan bahwa, dalam batas tertentu, kita menciptakan masa depan bersama. 


    By: Richard Seel, January 2008
    Translated by: Fasdem 

    Pendahuluan
    Mengapa Perubahan Jadi Sulit?
    Kita semua memiliki pengalaman perubahan, baik pada tingkat pribadi maupun organisasi. Sering terasa sulit atau tidak memuaskan. Ada banyak alasan untuk ini. Salah satu yang paling umum adalah bahwa kita tidak merasa terlibat. Terlalu sering perubahan terasa seolah-olah sedang dilakukan untuk kita dan bukan dilakukan dengan kami. "Saya tidak keberatan perubahan tapi saya tidak suka berubah" meringkas bagaimana sebagian dari kita rasakan.


    Segala yang Anda tampilkan ketika presentasi—baik itu suara, slide maupun bahasa tubuh yang Anda tampilkan—adalah komunikasi. Karena itu, menampilkan bahasa tubuh yang baik menjadi penting. Demikian pula, menghindari bahasa tubuh yang kontra produktif terhadap presentasi Anda menjadi sebuah keharusan.
     


    Apa kesamaan dari Obama, Al-Gore, atau Steve Jobs? Mereka adalah orang-orang yang hebat ketika tampil di depan publik untuk menyampaikan pidato atau presentasi. Mereka juga menggunakan teknik-teknik tertentu yang membuat apa yang mereka sampaikan memukau audiensnya.

    Anda pun bisa seperti mereka. Berikut beberapa rahasia teknik berbicara kelas dunia yang bisa Anda terapkan dalam presentasi. Beberapa diantaranya:



    Presentasi dibuat untuk ditampilkan di hadapan audiens. Audiens yang tertentu. Mereka spesifik dan berbeda-beda pada setiap presentasi.
    Mengenali siapa audiens Anda – yaitu orang-orang yang akan datang untuk melihat dan mendengarkan Anda – akan membantu kita memahami bagaimana mereka mencerna informasi, dan apa yang ingin mereka dengar dari sebuah presentasi. Keuntungannya? Anda bisa melakukan penyesuaian agar presentasi Anda mampu mempengaruhi audiens dengan efektif.

    Berikut adalah pidato Presiden Obama di Universitas Indonesia. Pidato ini sangat menarik untuk dianalisis bagaimana Presiden Obama berusaha tampil dengan menciptakan hubungan emosional dengan audiensnya. Obama menciptakan rasa bahwa “saya juga seperti Anda”. Teknik ini untuk membangun rapport dan menciptakan keterhubungan dengan audiens. 

    Berikut adalah presentasi inspiratif oleh Anies Baswedan di TEDx Jakarta. Presentasi ini bercerita sebuah program luar biasa “Indonesia Mengajar” yang mengajak anak muda terbaik Indonesia mengajar di daerah-daerah terpencil yang kesulitan mendapatkan guru. Para anak muda ini bersedia tinggal di daerah yang jauh, terpencil, dan tak jarang tanpa listrik maupun sinyal telepon.

    Presentasi adalah sebentuk komunikasi. Komunikasi presentasi dilakukan secara terpadu: lewat suara, gambar, dan bahasa tubuh.

    Dalam buku Psikologi Komunikasi, Jalaluddin Rakhmat mengutip definisi komunikasi dari Hovland, Janis dan Kelly sebagai berikut:

    Pemetaan pikiran adalah cara yang sangat efektif untuk mendapatkan informasi yang masuk dan keluar dari otak Anda. Pemetaan pikiran adalah cara kreatif dan logis dari catatan-catatan dan pengambilan keputusan yang benar-benar "memetakan keluar" ide-ide Anda. 

Penyakit Pertemuan Sering Dialami:

SETIAP ORANG BERBAKAT, ORIGINAL & PUNYA SESUATU YANG PENTING UNTUK DISAMPAIKAN...


Top